Download Ebook Gratis Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin


“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, beliau membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.

Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.

Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak dilema meski lewat insiden yang murung dan menyakitkan. Biarkan beliau jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.”


― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
---
Novel ini mengisahkan kehidupan abang beradik Tania dan Dede yang harus putus sekolah dan menjadi pengamen alasannya ialah keterbatasan ekonomi keluarga sepeninggal ayah mereka. Mereka berdua tinggal di rumah kardus dengan ibu mereka yang sakit-sakitan.

Kehidupan mereka berubah sehabis bertemu dengan seorang laki-laki berjulukan Danar. Danar ialah seorang karyawan yang juga penulis buku anak-anak. Danar begitu baik sehingga keluarga ini menganggapnya ibarat malaikat. Tania sangat mengagumi Danar alasannya ialah selain baik, beliau juga punya wajah yang menawan.

Suatu ketika Danar memperlihatkan mereka rumah kontrakan sehingga Tania, Dede dan ibunya tidak perlu lagi tinggal di rumah kardus. Tania dan Dede sanggup kembali sekolah dan ibunya berjualan kue. Mereka pun semakin erat ibarat keluarga. Suasana agak berubah ketika danar membawa sobat dekatnya yang berjulukan Ratna. Tania merasa cemburu, ia tidak suka melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Rasa tidak suka itu bukan sekedar perasaan iri seorang adik tapi Tania kecil belum sanggup menerjemahkan apa arti perasaan itu.

Kebahagiaan mereka berkurang ketika ibu Tania meninggal. Berat sekali bagi Tania mendapatkan kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan kini ia yang harus bertanggung jawan menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di samping mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang anggun dan pintar. Ia berhasil mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam studinya. Semua pengalaman hidup yang telah Tania alami menjadikannya lebih berakal balig cukup akal dari gadis-gadis lain seumurannya. Perasaannya terhadap Danar juga semakin jelas. Lambat laun Tania tahu, perasaan itu berjulukan cinta.

Tapi cinta Tania terhadap danar tidaklah mudah. Bertahun-tahun mereka bersama dalam status abang adik, terlebih lagi mereka terpaut usia 14 tahun. Bagi ABG ibarat Tania, jatuh cinta kepada laki-laki yang jauh lebih renta darinya cukup membuatnya pusing. Sisi remajanya membuatnya ingin mengekspresikan perasaannya meskipun ia tidak tahu apakah Danar mempunyai perasaan yang sama dengannya atau tidak. Keadaan semakin sulit ketika Danar memutuskan untuk menikah dengan Ratna. Tania patah hati. Ia memutuskan untuk tidak hadir dalam ijab kabul mereka meskipun Danar dan Ratna telah membujuknya.

Beberapa waktu berselang, Tania tahu bahwa kehidupan rumah tangga Danar dan Ratna tidak bahagia. Ratna bercerita kepada Tania bahwa Danar telah banyak berubah. Danar menjadi pendiam dan seringkali tidak berada di rumah. Ratna tahu ada sesuatu yang menghalangi mereka, ada seseorang di antara ia dan Danar tapi ia tidak pernah tahu siapakah bayangan itu. Dari kisah Dede kesannya Tania tahu bahwa Danar juga menyayangi Tania. Danar menuliskan perasaannya dalam novel “Cinta Pohon Linden” yang tidak pernah selesai ia tulis. Perbedaan usia yang cukup jauh menciptakan Danar merasa tidak pantas menyayangi Tania. Tidak seharusnya ia menyayangi gadis kecil ibarat Tania.

Ketika Tania dan Danar sama-sama tahu perasaan mereka masing-masing, semua sudah terlambat. Biar bagaimanapun Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke Singapura dan memutuskan untuk meninggalkan semua kisah cintanya.

***

Menurut aku ceritanya klise, agak ibarat sinetron. Karya Tere Liye yang lainnya selalu sanggup menciptakan aku betah membaca tanpa  ada harapan untuk melompati masing-masing bab cerita. Tapi ketika membaca novel ini, berkali-kali aku lewatkan bagian-bagian yang terasa membosankan.

Berbeda dengan karya Tere Liye yang lain, yang meskipun sederhana tapi sanggup terasa istimewa lewat penuturannya yang apa adanya.

Tapi tetap saja novel ini memperlihatkan pelajaran. Terutama filosofi “daun yang jatuh tak pernah membenci angin”. Apapun yang kita alami, jangan pernah menyalahkan keadaan.

DOWNLOAD EBOOK DI SINI

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel